Kendaraan
bermotor menggunakan bahan bakar
sebagai sumber energi agar dapat
bergerak. Energy tersebut di aktifkan dengan cara membakar bahan bakar. Bahan
bakar kendaraan mengandung campuran
senyawa hidrokarbon (senyawa yang
mengandung unsur karbon dan hidrogen). Ketika di bakar, unsur-unsur tersebut akan menghasilkan gas nitrogen (N2), karbon
dioksida(CO2) dan uap
air (H2O) yang di
kenal dengan istilah gas buangan.
Gas-gas
hasil pembakaran tidak membahayakan kesehatan. Setiap detik, kita menghirup gas
nitrogen karena udara yang kita hirup megandung 78% gas nitrogen. Karbon dioksida terbentuk dari hasil reaksi
antara unsur karbon dan oksigen, sedangkan uap air merupakan
hasil reaksi unsur hidrogen dan oksigen. Gas karbon dioksida berperan
penting dalam proses fotosintesis.
Gas karbon dioksida dan uap air tidak membahayakan kesehatan. Gas hasil
pembakaran yang bagaimanakah yang dapat membahayakan kesehatan?
Gas-gas
buangan yang di sebutkan tadi hanya di hasilkan jika pembakaran berlangsung
sempurna. Artinya seluruh senyawa hidrokarbon habis bereaksi, tidak ada yang
tersisa. Akan lain halnya jika pembakaran tidak sempurna. Bahan bakar yang
tidak terbakar sempurna akan menghasilkan gas
karbon monoksida (CO), hidrokarbon atau volatile organic compounds (VOCs)
dan oksida nitrogen.
Gas
karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan berbau, senyawa
hidrokarbon berasal dari sisa senyawa hidrokarbon yang tidak ikut terbakar.
Sinar matahari dapat mengakibatkan senyawa bereaksi dengan oksida nitrogen yang
merusak lapisan ozon (O3), senyawa kimia yang
berperan dalam pembentukan smog.
Adapun oksida nitrogen baik dalam bentuk gas nitrogen monoksida ataupun nitrogen dioksida, berperan dalam
pembentukana smog dan hujan asam.
Selain itu, oksida nitrogen dapat mengiritasi lapisan membran manusia.
Kita
dapat mengatasi gas buangan hasil pembakaran tidak sempurna ini dengan cara
mengatur komposisi jumlah bahan bakar agar mendekati nilai titik stoikiometri. Titik
stoikiometri menyatakan perbandingan ideal antara udara dan bahan bakar.
Komposisi jumlah bahan bakar yang mendekati titik stoikiometri, seluruh
hidrokarbonnya akan terbakar dengan oksigen di udara. Bensin, mempunyai titk stoikiometri sekitar 14,7 : 1.
Artinya, setiap 1 liter bensin membutuhkan 1,47 liter udara. Upaya lain yang
dapat di lakukan yaitu dengan cara memasang katalitik
konverter di kendaraan. Alat ini dapat mengubah gas oksida nitrogen, CO,
dan HC menjadi gas yang tidak
berbahaya. Oksida nitrogen di ubah menjadi gas nitrogen dan gas oksigen, gas
karbon monoksida di ubah menjadi gas karbon dioksida, sedangkan hidrokarbon
yang tidak terbakar di ubah menjadi gas karbon dioksida dan uap air.
Pertanyaannya, bagaimana katalitik konverter melakukan semua itu ?
Alat
katalitik konverter tersusun dari dua katalis
, yaitu katalis reduksi (reduction catalyst) dan katalis oksidasi (oxidization catalyst). Kedua katalis ini di lapisi katalis logam, seperti platinum, rodium, dan palladium.
Baik katalis reduksi maupun katalis oksidasi, struktur permukaannya di desain
sedemikian rupa untuk memaksimalkan permukaan katalis sekaligus meminimalkan
jumlah katalis yang di pakai. Perlu di ketahui, harga katalis logam mahal. Ada
dua jenis struktur permukaan, yaitu struktur
sarang lebah (honeycomb) dan keramik (ceramic beads). Struktur sarang lebah paling banyak di gunakan.
Katalis
reduksi berfungsi mengurangi emisi
oksidasi nitrogen dengan cara mengubahnya menjadi gas nitrogen dan oksigen.
Logam platinum dan rodium berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi,
ketika molekul NO atau NO2 bersinggungan dengan katalis logam,
permukaan katalis memecah oksida nitrogen menjadi atiom nitrogen dan oksigen.
Atom nitrogen di tahan di permukaan katalis. Sedangkan unsur oksigen di ubah
menjadi molekul O2. Selanjutnya atom nitrogen yang bertahan dalam
katalis berikatan dengan atom nitrogen lainnya sehingga membentuk gas nitrogen (N2).
Katalis
oksidasi berfungsi mengubah senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar di ruang
bakar dan karbon monoksida menjadi gas karbon di oksida dan uap air. Caranya
dengan mengalirkan gas oksigen ke dalam katalitik konverter sehingga sisa
senyawa hidrokarbon dan karbon monoksida akan bereaksi dengan gas oksigen. Reaksi karbon monoksida dan oksigen menghasilkan karbon dioksida, sedangkan senyawa
hidrokrbon akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida dan uapa
air. Pada proses ini, laju reaksi yang terjadi di percepat oleh katalis platinum dan palladium.
Untuk
menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi di dalam katalitik konverter, ahli kimia
menggunakan persamaan reaksi sebagai berikut.
Katalis reduksi :
NOx à O2 + N2
Katalis oksidasi:
2CO + O2 à 2CO2
CxHy + ( x + y/4 )O2 à xCO2 +
(y/2)H2O
Seluruh
proses tersebut di kendalikan oleh alat yang memonitor arus gas buangan.
Informasi yang di peroleh di pakai lagi sebagai kendali sistem injeksi bahan bakar. Sebuah alat sensor oksigen di letakkan di antara mesin dan konverter.
Sensor ini member informasi ke komputer mesin seberapa banyak oksigen yang ada
di saluran gas buangan. komputer akan
mengurangi atau menambah jumlah oksigen sesuai rasio udara bahan bakar. Sistem
pengendalian membuat komputer mesin memastikan kondisi mesin mendekati
stoikiometri dan memastikan ketersediaan oksigen di dalam saluran buangan unruk
proses oksidasi hidrokarbon dan karbon monoksida yang belum terbakar.
0 komentar:
Posting Komentar